Minggu, 02 Mei 2010

Kebutuhan SDM Bank Syariah tak Sekadar Jumlah

Irwan Kelana. Edy Setiyono
Di mata Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), A Riawan Amin, bicara soal SDM syariah bukan soal semata jumlah besar personel yangdibutuhkan. Namun, juga mengacu pada SDM yang berkarakter syariah."SDI yang dibutuhkan, menurut pandangan saya, adalah misi meyakinkan perusahaan. Ini usaha berdasarkan keyakinan. Ini yanglebih penting. Dan, ini tantangan, sekaligus butuh perjuangan," tutur Riawan, beoerapa waktu lalu.
Ia menambahkan, yang paling penting dalam upaya memenuhi kebutuhan SDM adalah mereka yang memiliki attitude dan talenta perbankan syariah. "Masalahnya, sekarang ini ada kesan kabur, mana itu bank syariah dan mana itu bank konvensional. Maka, ada tagline IB bukan sekadar bank biasa. Yang tidak biasa tentu saja, syariah," ujarnya.
Syarat utama calon SDM syariah. kata Riawan, bukan soal skil dan knowledge tentang syariah. "Basic-nya yang terpenting adalah berkarakter dan berperilaku syariah dulu," ujarnya. Soal pengetahuan tentang perbankan syariah, menurut Riawan, "Ikuti on the job training. Cukup dilatih dalam program jangka pendek. Soal skill dan knowledge an-tarorang tidak jauh beda," katanya menegaskan.
Riawan yakin, skill dan knowledge bisa dikembangkan. Industri perbankan syariah bukan ilmu roket atau industri pembuat alat perang. "Industri perbankan syariah membutuhkan attitude dan talenta. Jadi, tak sekadar orang bekerja cari uang untuk isi perut. Tapi, betul-betul mencari orang yang berkarakter dan berperilaku sesuai syariah," tuturnya.
Syarat utama SDM. kata Riawan, tentu Muslim dan siap berperilaku serta berkarakter sesuai kepribadian syariah. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan SDM, seperti skenario BI, tak dibutuhkan lulusan sarjana. Untuk level pelaksana, misalnya, karyawan bagian teller, cukup lulusan Diploma-1. Level customer service cukup lulusan SMA/ SMK. Mereka bisa bekerja setelah menjalani on the job training.
Untuk tingkat officer, barulah perlu level sarjana. Dan, tak perlu harus lulusan sarjana IAIN, STAIN, atau perguruan tinggi syariah lain. "Bila perlu cari sarjana pertanian, kelautan, perkebunan, perindustrian. Sebab, mereka akan berhadapan dengan nasabah dan sektor riil," papar Riawan. SDM syariah juga butuh sarjana agama. Ini dibutuhkan untuk level dewan syariah. Namun, kebutuhannya relatif kecil. "Setiap cabang membutuhkan tiga-empat personel. Jadi, kebutuhan sangat minim untuk level Ini," katanya.
Pakar ekonomi syariah, Adiwarman A Karim, mengakui, tingkat pertumbuhan industri perbankan syariah lebih tinggi daripada pertumbuhan SDM syariah. Solusi jangka pendek adalah membajak SDM dari bank syariah lain. Atau, mengambil SDM dari bank konvensional, kemudian dididik (diberi pengetahuan) mengenai bank syariah.
"Namun, behaviour dan budaya perusahaannya (bank konvensional) tidak mungkin diubah dalam waktu singkat," kata Presiden Direktur Karim Business Consulting itu.
Langkah lain yang bisa ditempuh perbankan syariah adalah mendidik sendiri dari awal (lulusan universitas atau fresh graduate) agar menjadi SDM yang berkarakter syariahdan andal. d yeyen rosliyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siapapun anda bisa berkomentar sebebas anda memandang hal yang baik, itu berarti berkomentar dengan bijak dan jerinih. terimakasih atas partisipasinya